Sebagai negara maritim, moda transportasi laut menjadi salah satu pilihan transportasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat indonesia. Namun dalam menggunakan transportasi laut ini banyak sekali potensi resiko yang cukup tinggi salah satunya kebakaran kapal. Selain LSA (Life Saving Appliance) seperti pelampung dan rakit penolong, setiap kapal juga harus menyediakan FFA (Fire Fighting Appliance). FFA memiliki peranan penting sebagai alat pemadam kebakaran di atas kapal. Jadi sangat penting untuk ketahui jenis alat pemadam kebakaran di kapal sebelum berlayar.
Jika diperhatikan, sebagian besar kecelakaan kapal disebabkan oleh penumpang dan awak kapal yang tidak berhati-hati dalam mengurangi risiko kebakaran dan kekurangan alat pemadam kebakaran yang cukup. Karena itu setiap kapal perlu menyediakan Fire Fighting Apliances (FFA) yang memadai dan dalam kondisi yang baik.
Fire Fighting Appliances (FFA) atau yang disebut juga Fire Fighting Equipments (FFF). FFA adalah alat-alat yang digunakan untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran baik kebakaran kecil ataupun besar. Selain alat untuk memadamkan api, FFA juga terdiri dari alarm yang memberi sinyal saat terjadi kebakaran diatas kapal.
Jenis Alat Pemadam Di Kapal
Berikut ini beberapa jenis alat pemadam kebakaran di kapal:
1. Fire Hose, Nozzle dan Fire Hydrant
Fire hydrant adalah sistem proteksi kebakaran yang menggunakan air bertekanan untuk memadamkan api. Fire hydrant biasanya digunakan untuk melindungi gedung, tapi juga bisa digunakan di kapal. Cara kerja fire hydrant di kapal dan gedung tidak jauh berbeda. Namun, sistem pemipaan fire hydrant di kapal bersifat dry hydrant system, di mana pipa-pipanya tidak memiliki cadangan air. Fire hydrant di kapal dioperasikan secara manual.
Untuk menyalurkan air ke titik api, air yang keluar dari fire hydrant akan terhubung dengan fire hose (selang pemadam) lalu ke nozzle. Fire hose yang ada di kapal umumnya memiliki panjang minimal 10 meter dengan diameter yang disesuaikan dengan diameter coupling dan nozzle. Untuk diameter coupling dan nozzle yang digunakan adalah 1,5 inci, 2 inci dan 2,5 inci. Sedangkan untuk nozzle yang digunakan adalah jenis jet dan spray.
Selain fire hydrant, di atas kapal juga terdapat hydrant box yang berisi berbagai alat pemadam kebakaran seperti fire hose, nozzle dan hose rack. Di Atas kapal, baik fire hydrant atau hydrant box harus diletakan di tempat yang mudah dijangkau seperti forecastle, mani deck bagian depan, tengah dan Belakang.
2. Foam Monitor
Foam monitor adalah sistem pemadam kebakaran yang menggunakan media busa. Sistem ini dapat bekerja dan mengeluarkan medianya secara otomatis. Sistem ini dapat bekerja dan mengeluarkan medianya secara otomatis.
Foam Monitor terhubung ke foam tank langsung melalui pipa foam, yang memungkinkan nozzle untuk ditembakkan di lokasi kebakaran. Foam monitor umumnya digunakan untuk memadamkan api kelas B yang disebabkan oleh cairan seperti minyak, bensin dan cairan lainnya yang mudah terbakar. Umumnya foam monitor digunakan di kapal-kapal tanker yang membawa minyak.
3. Portable Fire Extinguisher
Portable Fire Extinguisher dikenal juga dengan sebutan alat pemadam api ringan (APAR). Disebut dengan alat pemadam api ringan karena APAR hanya digunakan untuk memadamkan api dalam skala kecil atau kebakaran tahap awal saja.
Selain itu, APAR juga disebut dengan alat pemadaman api portable karena bentuk dan ukurannya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana. APAR sendiri terdiri dari tabung bertekanan berwarna merah yang berisi media pemadaman api seperti CO2, powder, liquid gas, dan foam. Setiap jenis APAR memiliki fungsinya masing-masing.
4. Fixed Fire Extinguisher System
Fixed Fire Extinguisher System adalah sistem pemadam api tetap yang dirakit secara tetap pada bangunan atau gedung. Sistem ini digunakan untuk melindungi area yang berisi peralatan berharga atau kritis. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk mengontrol kebakaran dengan cepat dan menyelesaikan pemadaman. Hal ini dapat dilakukan jika media pemadam dibawa ke tempat kebakaran dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak.
Sistem pemadam api tetap dibagi dalam beberapa jenis seperti Fix CO2, Foam Tank, Sprinkler dan Hydrant. Dimana setiap jenisnya ini memiliki pengoperasian yang berbeda-beda. Untuk fix CO2 umumnya digunakan untuk memadamkan api di area engine room, Pump room dan dapur. Sementara foam tank umumnya terhubung ke foam monitor yang diletakan ditempat-tempat dengan potensi kebakaran kelas B atau yang disebabkan oleh cairan. Sedangkan sprinkler juga diletakkan pada ruangan-ruangan tertentu seperti paint store, sample store, dan Purifier room.
5. Fire Detector dan Fire Alarm
Fire detector dan fire alarm merupakan alat pemadam kebakaran di kapal yang berfungsi untuk memberikan tanda peringatan jika terjadi kebakaran. Kedua alat ini saling berhubungan satu sama lainnya.
Fire detector atau detektor kebakaran adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi gejala kebakaran secara dini. Fire detector dapat mendeteksi kebakaran agar tidak berkembang menjadi lebih besar. Dengan terdeteksinya kebakaran, maka upaya untuk mematikan api dapat segera dilakukan. Ada dua jenis fire detector yakni smoke detector dan heat detector. Untuk smoke detector mendeteksi kebakaran dengan cara memindai asap yang ada di ruangan. Sedangkan heat detector bekerja dengan memindai perubahan suhu panas yang ada di ruangan.
Ketika fire detector mendeteksi asap atau perubahan suhu panas yang dapat menyebabkan kebakaran, maka secara otomatis fire detector akan memberikan sinyal ke fire alarm. Nantinya fire alarm akan mengeluarkan sinyal berupa bunyi untuk memberikan peringatan kepada orang lain.
6. SCBA
SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) adalah alat bantu pernapasan yang digunakan oleh petugas penyelamat, seperti tim pemadam kebakaran. SCBA terdiri dari tabung bertekanan udara, masker, dan peralatan-peralatan pembawa. Alat ini dapat digunakan untuk waktu tertentu sesuai dengan jumlah oksigen yang tersedia. SCBA ini umumnya diletakan bersamaan dengan fireman outfit.
7. EEBD
EEBD (Emergency Escape Breathing Device) adalah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk melarikan diri dari area berbahaya. EEBD digunakan saat terjadi perubahan atmosfer dari normal ke atmosfer yang berbahaya. Contohnya seperti dalam kasus pipa pecah yang mengandung gas beracun, asap atau saat terjadi kebakaran.
EEBD merupakan alat bantu pernapasan mandiri yang dirancang untuk memfasilitasi pelarian awak kapal selama keadaan darurat. Biasanya dikenakan di punggung, EEBD terdiri dari tudung atau topeng yang menutupi kepala dan leher.
Ketahui Jenis Alat Pemadam Kebakaran Di Kapal Nah itulah penjelasan mengenai jenis alat pemadam kebakaran di kapal. Kebakaran di atas kapal merupakan kondisi yang dapat terjadi kapan saja. Maka dari itu, alat pemadam di kapal harus dapat selalu berfungsi dengan baik demi meminimalisir resiko kebakaran yang lebih besar. Bagi Anda yang membutuhkan alat pemadam kebakaran di kapal, Anda dapat mendapatkannya di PT. Velasco Indonesia. Kami merupakan distributor alat pemadam kebakaran yang menjual berbagai jenis alat pemadam kebakaran dengan kualitas dan harga terbaik. Untuk informasi lebih lanjut, Anda Dapat menghubungi kami melalui telepon, email maupun whatsapp.
Baca Juga : Harga APAR Dan Jenis Serta Ukuran Terlengkap
VELASCO INDONESIA PERSADA adalah distributor dan Supplier APAR di jakarta dan juga menjual Heat Detector, Fireman Life Line, Fireman Axe, Fire Blanket, Fire Hose Coupling, Smoke Detector dll, dengan pelayanan terbaik di Jakarta. Kami juga menjual alat kapal, Fireman Rubber Boots alat rigging, alat lifting, tali mooring, tali tambang, Fireman Belt, Fireman Outfit, Fire Hydrant, Fire Hose, Fire Hose Box, Fire Hose Connector, EEBD, Fireman Helmet, Fire Hose Nozzle, GPS dll. Lihat produk kami lainnya di sini. Rantai, rigging, wire rope, alat keselamatan kapal, peralatan safety, chemical product Semua barang yang kami jual dilengkapi sertifikat dan berkualitas. Silahkan hubungi kami lewat Whatsapp (081290808833) atau 021 690 5530. Bisa juga melalui email ke [email protected] atau [email protected] Atau lihat produk kami lainnya di sini
