Teknologi Wire Rope – Velasco Indonesia

teknologi wire rope

Teknologi wire rope (kawat sling) ditemukan di Eropa sekitar tahun 1600-1700an. Wire rope yang pertama digunakan dalam era modern digunakan dalam poros vertical sebagai kabel pengangkat di sebuah tambang perak di gunung Harz Jerman pada tahun 1834 sampai 1854.

[Image: wire-rope-lubricants.png]

Wire rope tersebut masih berupa penemuan teknologi wire rope sederhana. Tiga potong kawat besi tempa, semua dalam ukuran yang sama, dipilin satu sama lain menggunakan tangan, membentuk sebuah jalinan. Berikutnya, tiga atau empat jalinan yang sama dipilin kembali dengan cara yang sama untuk membuat tali. Proses ini serupa dengan tehnik pembuatan tali rami di masa prasejarah.

Wire rope mampu memberikan manfaat yang lebih baik dibanding rantai atau tali rami terutama pada penggunaan kerekan drum atau pun roda yang besar. Rantai cenderung patah tanpa tanda-tanda sebelumnya dan tali rami mudah membusuk pada keadaan lembab.

Tehnologi wire rope

Di Jawa Kuno, dasar pembuatan wire rope telah dikenal. Jawa kuno mengenal kawat. Kawat adalah kata asli Jawa Kuno dan bukan kata serapan dari bahasa Sansekerta. Karena itu kawat merupakan salah satu tehnologi logam asli Jawa Kuno. Kawat berarti kawat (Zoetmulder I, 1995: 475). Dalam Jawa Kuno, kata kawat digunakan misalnya dalam KHWj 6.61, KS 1.52, 1.59, RI. 8.9 dan OJO 9.1.b. Dalam OJO 9.1.b dicatat sebagai berikut. Pa??ai w?si, pa??ai mas …. pa??ai kawat. Menurut KBBI, kawat berarti tali yang dibuat dari logam.

Penggunaan kawat di Jawa Kuno, kiranya juga untuk memberikan manfaat yang lebih baik dibanding rantai atau tali rami terutama pada penggunaan kerekan drum atau pun roda yang besar. Di Jawa Kuno, penggunaan kawat kemungkinan besar digunakan untuk kapal-kapal Jong Jawa. Kapal ini dicatat sangat besar. Sehingga muatan dan manufakturnya memerlukan tali yang sangat kuat. Tali ini adalah tali logam atau kawat. Dan tali logam yang digunakan tidak hanya seutas tali logam saja namun wire rope. Tali dari jalinan tali logam.

Teknologi wire rope Dari Jawa Kuno

Jika melihat wire rope (kawat sling) di Eropa dengan data yang ada di teks Jawa Kuno, dapat dikatakan jika teks Jawa Kuno lebih awal dari kawat sling di Eropa. Penemuan wire rope (kawat sling) di Eropa dapat dikatakan sebagai bagian dari tindak lanjut penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Bukan ada sebelum penjelajahan samudera.

Sangat dimungkinkan, para pembuat wire rope mendapat cerita dari mulut ke mulut para pelaut Eropa, atau memiliki contoh yang pernah mereka tunjukkan sebelumnya. Namun yang pasti wire rope kini menjadi bagian utama dalam mesin crane untuk mengangkat benda benda berat, kawat trem atau jembatan berkabel dan sebagainya.

Pada saat ini tehnologi wire rope telah berkembang. Bahkan ada paten terkait tehnologi wire rope. Misalnya, hak paten Seale (April 1885) didasarkan pada susunan ulang ketiga ukuran kawat yang seluruh polanya berbeda, sehingga kawat terbesar berada bersisian di bagian luar jalinan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ketahanan yang lebih terhadap gesekan tanpa kehilangan fleksibiltasnya. Yang lebih penting, hak paten dijabarkan, untuk pertama kalinya, atas dasar konsep jalinan dengan putaran yang sama/equal lay, yang merupakan pendekatan dengan konsep tiga ukurannya Roebling, tapi belum dijelaskan sebagai solusi atas masalah goresan-goresan pada kawat internal.

Dari hal itu semua, sangat menarik jika tehnologi yang dikembangkan Jawa Kuno, ternyata mampu membuat dunia menjadi lebih baik. Dan Jawa Kuno identik dengan capaian tehnologi terbaik pada masanya.

Picture of Velasco Administrator

Velasco Administrator

Leave a Replay

PT VELASCO INDONESIA PERSADA

Distributor alat kapal, alat safety, dan alat industri dengan pelayanan terbaik di Jakarta Barat, Indonesia.

Hubungi kami di (021) 690 530 atau [email protected]

Artikel Terakhir

Artikel Terakhir